Dalam sebuah pengingat tajam akan krisis iklim yang semakin meningkat, April 2024 secara resmi dinyatakan sebagai bulan April paling panas sepanjang sejarah, menandai kelanjutan yang mengkhawatirkan dari 11 bulan berturut-turut dengan suhu global yang belum pernah terjadi sebelumnya. Menurut layanan pemantauan iklim Uni Eropa, tren mengkhawatirkan ini menegaskan kenaikan suhu global yang tak kenal lelah, dengan setiap bulan sejak Juni 2023 memecahkan rekor suhu. Data terbaru menunjukkan bahwa suhu rata-rata global untuk bulan April melonjak ke titik tertinggi baru, jauh melebihi rata-rata pra-industri dan menyoroti kebutuhan mendesak akan tindakan global bersama terhadap perubahan iklim.
Para ilmuwan mengaitkan kenaikan suhu global yang tak kenal lelah ini dengan kombinasi antara perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia dan fenomena alam seperti El Niño. Dampak dari suhu rekor ini sangat luas, memengaruhi ekosistem, pola cuaca, dan tingkat laut global. Laporan agensi iklim Eropa menekankan bahwa 12 bulan terakhir, dari Mei 2023 hingga April 2024, merupakan periode terpanas yang pernah tercatat, dengan suhu rata-rata global mencapai 1,58°C di atas level pra-industri yang mengkhawatirkan.
Implikasi dari kenaikan suhu yang melonjak ini sangat dalam, dengan peningkatan kejadian peristiwa cuaca ekstrem, termasuk gelombang panas, kekeringan, dan banjir, yang dilaporkan di seluruh dunia. Kondisi-kondisi ini tidak hanya mengancam langsung kesehatan dan mata pencaharian manusia, tetapi juga memperparah tantangan lingkungan seperti hilangnya habitat, pen…
Baca lebih lajutJadilah yang pertama membalas diskusi umum ini.